Sunday, November 19, 2023

Apa Itu Denormalisasi?

 Pembentukan struktur database merupakan hal yang penting dilakukan dalam pengembangan sistem informasi suatu sistem, Sebagai seorang perancang database, dibutuhkan pemahaman tentang membuat struktur data yang baik dan sesuai dengan kebutuhan operasional. Dalam proses perancangan database, terdapat satu proses yang dapat dilakukan untuk penyempurnaan tabel-tabel yang dibuat untuk database, proses ini dinamakan normalisasi. Normalisasi merupakan parameter yang digunakan untuk menghindarari duplikasi terhadap tabel dalam database dan juga merupakan proses dekomposisi suatu tabel yang masih memiliki beberapa anomali. Hasil dari normalisasi adalah suatu tabel yang tidak memiliki data redundancy dan memungkinkan user untuk melakukan insert, delete, dan update pada baris (record) tanpa menyebabkan inkonsistensi data.

    Denormalisasi adalah kebalikan dari proses normalisasi. Denormalisasi merupakan proses yang dilakukan pada database yang sudah dinormalisasi, dengan cara memodifikasi struktur tabel dan mengabaikan kerangkapan data (yang terkontrol) untuk meningkatkan kinerja database. Pada satu sisi denormalisasi menyebabkan adanya data redundancy yang lebih besar, bahkan dapat mengurangi fleksibilitas basis data untuk perkembangan penggunan dimasa depan. Di sisi lain, denormalisasi dapat mempercepat pemanggilan (retrieval) data, meskipun dapat memperlambat proses update data. Perbedaan normalisasi dan denormalisasi adalah terletak pada data redundancy dan kompleksitas query. Pada data redundancy, data normalisasi harus dihilangkan semaksimal mungkin sehingga apabila kita akan mengakses data dalam suatu database membutuhkan query yang kompleks. Berbeda dengan denormalisasi, denormalisasi disini tidak terlalu memikirkan tentang data redundancy sehingga dalam mengakses data lebih cepat. Secara prinsip, tidak ada metode khusus untuk melakukan denormalisasi.

Denormalisasi dapat dilakukan apabila terdapat:

  1. Atribut yang terderivasi (atribut turunan), yaitu atribut yang nilainya bisa diperoleh dari nilai-nilai yang sudah ada pada atribut lain.
  2. Atribut yang berlebihan, yaitu atribut yang memiliki kode tambahan yang menunjukkan beberapa kondisi lainnya, seperti: Atribut terkodekan (encoded attribute), Atribut gabungan (concatenated attribute), Atribut tumpang-tindih (overlapping attribute), Atribut bermakna ganda (alternate attribute)
  3. Tabel rekapitulasi (summary table), yaitu hasil pengolahan dari semua tabel yang ada. Pengolahan tersebut melibatkan banyak tabel sehingga akan membutuhkan waktu yang lama. Jika hal tersebut sering diakses dan diperlukan, maka perlu dibuat tabel khusus untuk menyimpan data hasil rekapitulasi tersebut.

Beberapa situasi yang menjadi pertimbangan untuk melakukan denormalisasi sebagai upaya mempercepat proses transaksi adalah sebagai berikut:

  1. Mengkombinasikan relasi One to One (1:1)
  2. Menduplikasi field bukan kunci dalam relasi one to many (1:M) untuk mereduksi proses join saat query.
  3. Menduplikasi field FK dalam relasi One to Many (1:M) untuk mereduksi proses join saat query.
  4. Membuat batasan pada multi atribut

Denormalisasi penting dalam perancangan database. Apabila terdapat proses pengaksesan yang dilakukan dabatase sewaktu data yang berada dalam suatu tabel ada 5000 baris dengan 30000 baris, maka proses tersebut akan memakan waktu yang cukup lama untuk mengakses data tersebut, terlebih lagi apabila user mengaksesnya dari beberapa table dan user hanya membutuhkan melihat sebagian datanya saja. Oleh karena itu, denormalisasi diperlukan untuk menjaga kestabilan performa sistem. Untuk menentukan apakah perlu sistem dilakukan denormalisasi atau tidak untuk mengoptimalkan kinerja sistem diperlukan beberapa pertimbangan.


Info : 

Web UBP

Web Pak Adi

Normalisasi Pada ERD

    Normalisasi dalam konteks Entity-Relationship Diagram (ERD) adalah proses perancangan basis data yang bertujuan untuk mengurangi redudansi dan ketergantungan data. Tujuan normalisasi adalah untuk mengorganisir struktur basis data sehingga data dapat disimpan dan diambil dengan efisien, menghindari anomali data seperti masalah update, insert, atau delete yang kompleks, dan memastikan keberlanjutan integritas data.

    Normalisasi dilakukan sebagai uji coba pada suatu relasi secara berkelanjutan untuk menentukan apakah relasi itu sudah baik, yaitu dapat dilakukan proses insert,update,delete, dan modifikasi pada satu atau beberapa atribut tanpa mempengaruhi integritas data dalam relasi tersebut. ERD juga merupakan alat bantu untuk visualisasi pemodelan data. ERD berperan penting dalam melakukan pemodelan data logis. Seperti kita kita bersama, pemodelan data logis sangat penting dalam proses perancangan basis data. ERD juga sangat membantu dalam melakukan normalisasi data.

Anomali seringkali disebut juga dengan update anomaly, adalah efek samping yang tidak dikehendaki, yang

terjadi jika relasi tidak pada bentuk normal tertentu.

  1. Anomali penyisipan, terjadi ketika dilakukan penyisipan tuple pada suatu relasi. Biasanya terjadi karena nilai primary key tidak diketahui saat penyisipan
  1. Anomali penghapusan, terjadi sewaktu dilakukan penghapusan tuple dari relasi, padahal tuple tersebut mengandung sebagian informasi yang penting dan tidak boleh dihilangkan.
  1. Anomali pengubahan, terjadi karena adanya redundansi data. Ketika akan mengubah nilai data suatu atribut, maka seluruh pemunculan data tersebut harus ikut diubah.


    Normalisasi melibatkan pemisahan tabel yang kompleks menjadi beberapa tabel yang lebih kecil dan lebih terfokus. Ada beberapa bentuk normalisasi, yang disusun dalam tingkatan (normal form) berbeda-beda, umumnya dinyatakan sebagai normal form pertama (1NF), normal form kedua (2NF), normal form ketiga (3NF), dan seterusnya. Setiap tingkatan normalisasi menetapkan aturan tertentu yang harus dipenuhi oleh struktur basis data.

Berikut adalah beberapa tingkatan normalisasi umum dan prinsip-prinsipnya:

  • Normal Form Pertama (1NF): Memastikan bahwa setiap sel dalam tabel mengandung nilai atomik, yaitu tidak dapat dipecah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Ini menghilangkan duplikasi kolom.
  • Normal Form Kedua (2NF): Memastikan bahwa setiap non-kunci di tabel bergantung sepenuhnya pada kunci utama. Ini mengurangi ketergantungan data sejauh mungkin.
  • Normal Form Ketiga (3NF): Selain memenuhi kondisi 2NF, tidak ada dependensi transitif antara kolom non-kunci. Dependensi transitif terjadi ketika kolom non-kunci bergantung pada kolom non-kunci lainnya.

Ada juga tingkatan normalisasi yang lebih tinggi seperti Bentuk Normal Keempat (4NF), Bentuk Normal Kelima (5NF), dan seterusnya, yang mengatasi ketergantungan data yang lebih kompleks dan spesifik.

Penting untuk diingat bahwa normalisasi harus dilakukan dengan bijak, karena normalisasi yang berlebihan dapat menyebabkan kinerja sistem yang buruk dan kompleksitas yang sulit dikelola. Oleh karena itu, pengembang harus menimbang-nimbang antara mengurangi redundansi dan mempertahankan keterbacaan dan kinerja sistem.

Contoh beberapa tingkatan umum dalam normalisasi :

Tahap 1 Normalisasi (1NF):

  1. Buat tabel Pelanggan dengan atribut-atribut seperti ID PelangganNama Pelanggan, dan Alamat Pelanggan.
  2. Buat tabel Produk dengan atribut-atribut seperti ID ProdukNama Produk, dan Harga Produk.
  3. Buat tabel Pesanan dengan atribut-atribut seperti ID PesananTanggal PesananID Pelanggan, dan ID Produk.

Tahap 2 Normalisasi (2NF):

  1. Pindahkan atribut Tanggal Pesanan dari tabel Pesanan ke tabel baru yang disebut Detail Pesanan. Tabel Detail Pesanan akan memiliki atribut ID Pesanan dan ID Produk. Hal ini menghindari anomali update karena perubahan tanggal pesanan hanya perlu dilakukan di satu tempat.
  2. Tambahkan atribut Kuantitas ke tabel Detail Pesanan. Sekarang kita memiliki atribut ID PesananID Produk, dan Kuantitas di tabel ini.

Tahap 3 Normalisasi (3NF):

  1. Pisahkan tabel Pelanggan menjadi dua tabel: Pelanggan dan Alamat Pelanggan. Tabel Pelanggan akan memiliki atribut ID Pelanggan dan Nama Pelanggan, sedangkan tabel Alamat Pelanggan akan memiliki atribut ID Pelanggan dan Alamat Pelanggan. Ini membantu menghindari anomali insert dan delete, dan mengurangi redudansi alamat pelanggan.
  2. Pisahkan tabel Produk menjadi dua tabel: Produk dan Detail Produk. Tabel Produk akan memiliki atribut ID Produk dan Nama Produk, sedangkan tabel Detail Produk akan memiliki atribut ID Produk dan Harga Produk. Ini menghindari anomali insert dan delete, dan mengurangi redudansi harga produk.


Info : 

Mengapa many-to-many tidak baik digunakan dalam ERD??

 

Apa itu relation pada ERD?

Dalam Entity-Relationship Diagram (ERD) relasi mengacu pada koneksi atau hubungan antara dua atau lebih entitas. Hubungan ini menggambarkan bagaimana entitas dalam sistem berinteraksi atau berhubungan satu sama lain. Hubungan dalam ERD diberi nama dan didefinisikan dengan jelas untuk memahami sifat hubungan antara entitas.

Terdapat beberapa jenis hubungan dalam ERD:

1. One-to-One (1:1): Hubungan ini menunjukkan bahwa setiap entitas dalam satu kelompok hanya dapat berhubungan dengan satu entitas dalam kelompok lain, dan sebaliknya. Contohnya, satu pengguna hanya memiliki satu nomor telepon, dan satu nomor telepon hanya dimiliki oleh satu pengguna.

2. One-to-Many (1:N): Dalam hubungan ini, satu entitas dalam satu kelompok dapat berhubungan dengan banyak entitas dalam kelompok lain. Contohnya, satu guru dapat mengajar banyak siswa, tetapi satu siswa hanya memiliki satu guru.

3. Many-to-One (N:1): Kebalikan dari hubungan One-to-Many, di sini banyak entitas dalam satu kelompok hanya dapat berhubungan dengan satu entitas dalam kelompok lain. Contohnya, banyak siswa mendaftar dalam satu kelas, tetapi satu kelas hanya memiliki banyak siswa.

4. Many-to-Many (N:N): Dalam hubungan Many-to-Many, banyak entitas dalam satu kelompok dapat berhubungan dengan banyak entitas dalam kelompok lain. Contohnya, banyak siswa dapat menghadiri banyak klub, dan sebaliknya, banyak klub memiliki banyak anggota siswa.

Hubungan dalam ERD membantu dalam merancang database atau sistem informasi dengan cara yang memungkinkan kita untuk memahami bagaimana data akan saling terkait dan bagaimana data akan disimpan. Mereka juga membantu dalam merinci bagaimana informasi akan diekstraksi dari database dan digunakan dalam aplikasi atau laporan yang relevan.

Dalam Entity-Relationship Diagram (ERD) kesimpulan relasi merujuk pada hubungan antara entitas yang ditunjukkan dalam diagram. Kesimpulan relasi ini sangat penting dalam pemahaman bagaimana entitas berinteraksi satu sama lain dalam suatu sistem.

Mengapa many-to-many tidak baik digunakan pada ERD?

Hubungan Many-to-Many (N:N) dalam Entity-Relationship Diagram (ERD) memiliki beberapa keterbatasan dan biasanya tidak direkomendasikan karena dapat menyebabkan masalah dalam perancangan dan pemeliharaan database. Berikut adalah beberapa alasan mengapa Many-to-Many tidak baik digunakan dalam ERD:

1. Kesulitan dalam Implementasi: Implementasi hubungan Many-to-Many dalam basis data relasional (seperti SQL) memerlukan penggunaan tabel perantara atau tabel penghubung. Ini dapat membuat perancangan database lebih kompleks dan membutuhkan penanganan yang cermat dalam mengelola operasi penyimpanan, pembaruan, dan penghapusan data.

2. Kesulitan dalam query Data:query data yang melibatkan hubungan Many-to-Many sering kali lebih kompleks dan memerlukan pernyataan gabungan yang rumit. Ini dapat menyulitkan pengembangan aplikasi dan memperlambat query.

3. Kemungkinan Duplikasi Data: Dalam hubungan Many-to-Many, entitas dalam satu kelompok dapat berhubungan dengan banyak entitas dalam kelompok lain. Ini bisa menyebabkan duplikasi data jika tidak diatur dengan benar. Misalnya, jika seorang siswa mendaftar dalam dua kelas yang berbeda, data siswa dapat muncul dua kali dalam tabel penghubung, yang membingungkan dan tidak efisien.

4. Kesulitan dalam Pemeliharaan: Jika Anda perlu memperbarui atau menghapus entitas yang terkait dalam hubungan Many-to-Many, Anda harus berhati-hati untuk memastikan bahwa operasi tersebut tidak mengganggu integritas data atau menghasilkan hasil yang tidak diinginkan.

5. Kinerja: Basis data yang mengandung hubungan Many-to-Many mungkin memiliki masalah kinerja saat jumlah data meningkat. Query yang melibatkan banyak entitas dan tabel penghubung dapat menjadi lambat, dan diperlukan pengoptimalan khusus.

Untuk mengatasi keterbatasan ini, dalam perancangan database, sering kali disarankan untuk menggunakan tabel penghubung atau tabel asosiasi untuk menggantikan hubungan Many-to-Many. Tabel ini memecah hubungan Many-to-Many menjadi dua hubungan One-to-Many, yang lebih mudah dikelola dan dimengerti. Dengan menggunakan tabel penghubung, Anda dapat menghindari masalah duplikasi data dan mempermudah pemeliharaan serta pengelolaan database.

Info :

Web UBP

Web Pak Adi

Apa Itu Key dalam ERD?

    Key dapat dipahami sebagai ‘tanda pengenal’ untuk mengidentifikasi sebuah baris di dalam tabel. Artinya, masing-masing baris data pasti dan harus memiliki tanda pengenalnya sendiri. Selain berperan sebagai tanda pengenal, jenis key dalam database juga berperan sebagai penghubung antara satu tabel dengan tabel lainnya. Penting bagi tabel-tabel dalam suatu relational database untuk saling terhubung antara satu dengan yang lainnya. Untuk bisa menghubungkan tabel-tabel dalam suatu relational database, kita perlu menggunakan jenis key dalam database kita. Oleh karena itu, fungsi key yang kedua ini juga tidak kalah penting dengan fungsinya sebagai tanda pengenal!


Jenis Key dalam Database


1.       Primary Key


    Primary key adalah suatu nilai yang ada di dalam suatu basis data yang dimana digunakan untuk mengidentifikasi suatu baris yang ada di dalam tabel. Nilai yang ada di dalam primary key adalah unik. Sedangkan secara sederhananya primary key dapat juga diartikan sebagai kolom yang berisi nilai unik, yang dimana memiliki fungsi sebagai identitas yang untuk membedakan setiap record yang ada di dalam suatu tabel. Dalam satu tabel tidak boleh lebih dari 1 primary key

Primary Key merupakan ‘tanda pengenal’ yang ditetapkan untuk suatu tabel. Primary Key ini harus merupakan atribut yang paling cocok dan paling dapat membedakan data-data yang ada di dalam tabel tersebut. Misalnya, setiap mahasiswa pasti memiliki NIM dan nomor ponsel. Kedua atribut ini pasti merupakan data yang unik, ‘kan? Tidak ada dua mahasiswa yang memiliki NIM dan nomor ponsel yang sama persis. Akan tetapi, mana atribut yang paling cocok untuk menjadi ‘tanda pengenal’ dari mahasiswa? Yup, NIM pastinya lebih cocok untuk dijadikan ‘tanda pengenal’ si mahasiswa!


2.       Foreign Key

    key dalam database selanjutnya adalah Foreign Key. Apabila primary key berfungsi untuk menjalankan fungsi pertama dari key dalam database, yakni sebagai ‘tanda pengenal’, maka foreign key berfungsi untuk menjalankan fungsi kedua dari key dalam database, yakni sebagai penghubung antar tabel.




Dari tabel di atas, dapat kita ketahui bahwa primary key dari tabel siswa adalah NIS atau Nomor Induk Siswa. Sementara, primary key dari tabel kelas adalah Kode Kelas. Untuk menghubungkan kedua tabel di atas, kita cukup menambahkan Kode Kelas sebagai foreign key pada Tabel Siswa. Dengan begitu, tampilan tabel siswa secara keseluruhan akan seperti di bawah ini:

Perlu diingat bahwa jenis key dalam database memiliki atribut. Atribut yang akan kamu gunakan sebagai foreign key haruslah merupakan primary key pada tabel asalnya. Fungsi dari foreign key adalah foreign key digunakan untuk menandakan hubungan tabel yang satu dengan yang lainnya. Yang dimana istilah ini dikenal sebagai parent dan child. Suatu tabel dapat dikatakan sebagai child apabila didalam suatu tabel terdapat kolom yang merupakan rujukan terhadap tabel pertama atau parent. Selain itu juga foreign key ini memiliki fungsi:

  • Dengan menggunakan kunci asing maka anda akan secara otomatis database akan konsisten dalam mempertahankan yang namanya integritas referensial. Dengan begitu maka database anda akan dapat memonitor setiap data yang akan dimasukan.
  • Ketika anda telah menetapkan kunci primer di tabel utama anda maka itu akan memudahkan anda juga dalam melihat perancangan fisik database dengan menggunakan komponen yang saling terkait.
  • Dengan membuat kolom yang digunakan sebagai foreign key maka dapat juga memudahkan anda untuk melakukan operasi pengolahan setiap data yang akan disimpan didalam database anda.

3.       Composite Key

    Di dalam sebuah desain database composite key ini merupakan sebuah kunci yang di dalamnya terdiri dari dua atau lebih atribut. Yang dimana atribut – atribut tersebut akan secara unik akan melakukan identifikasi terhadap sebuah kejadian yang namanya entitas.

Pada saat ini banyak sekali orang – orang yang masih bingung dalam menggunakan composite key ini hal ini dikarenakan di dalam composite key ini terdiri lebih dari dua atribut yang dimana satu atributnya nanti akan membentuk yang namanya composite key yang nantinya akan menjadi kunci sederhana.

4.       Alternate Key

    Jenis key dalam database selanjutnya adalah alternate key ini adalah sebuah kunci yang dimana banyak yang tidak dipilih. Yang dimana semisal ada dua kandidat yang akan menjadi sebuah dari kunci utama. Maka salah satu pasti akan ditunjuk sebagai primary key-nya. Sementara kunci yang tidak dipilih maka akan dijadikan sebagai alternate key.

5.       Candidate Key

    Jenis key dalam database selanjutnya adalah Candidate key ini berperan sebagai untuk mengidentifikasi adanya kejadian yang spesial pada tabel anda. pada candidate key ini juga memiliki syarat sebuah kunci yang dinamakan candidate key adalah unik identifier, serta juga candidate key ini non duplikat. Yang dimana maksudnya tidak ada kunci yang memiliki ciri khas yang sama dengan candidate key.


Info : 

Web UBP

Web Pak Adi

Entity Relationship Diagram (ERD)

    Pengertian basis data dapat diartikan sebagai himpunan kelompok data arsip berupa file atau pun tabel yang saling berhubungan tanpa adanya pengulangan.

Misalnya Anda memiliki perpustakaan pribadi. Kemudian bukunya diletakkan di tempat yang cukup besar. Karena berjumlah ratusan, ia cukup kebingungan saat mencari buku yang dibutuhkan dan menggunakan buku yang dipinjamkan rekan-rekannya. Solusi yang tepat untuk masalah tersebut yaitu dengan menggunakan ERD.

Sebelum mengaplikasikan sistem tersebut, kamu harus melakukan klasifikasi atau pengelompokan buku. Kemudian, memberikan nomor atau kode untuk memudahkan pemantauan. Lalu menempatkan buku sesuai dengan kategori tertentu. Terakhir mengelolanya dengan sistem ERD.


Komponen Umum Penyusun ERD


    Untuk membuat Entity Relationship Diagram dibutuhkan tiga komponen utama sebagai penyusunnya atau bisa juga disebut sebagai notasi.
  1. Entitas (entity)

    Entitas adalah sebuah objek berwujud nyata yang dapat dibedakan dengan objek lainnya. Objeknya dapat bersifat konkret maupun abstrak. Data konkret adalah sesuatu yang benar-benar ada atau dapat dirasakan oleh alat indra, sedangkan abstrak tidak berwujud.

Pengertian ERD Adalah: Contoh, Simbol, dan Penjelasan

Orang, buku, pegawai, perusahaan merupakan jenis entitas konkret. Berbeda dengan mata kuliah, kejadian, pekerjaan adalah benda tak berwujud.

  1. Atribut (field)

    Pengertian ERD kedua yaitu field atau disebut sebagai atribut. Setiap entitas memiliki atribut untuk mendeskripsikan karakteristik dari suatu entitas. Untuk jenisnya dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu

Atribut key, atribut yang unik dan berbeda. Misalnya, Nomor pokok mahasiswa (NPM), NIM dan nomor pokok lainnya.

Atribut Composite, atribut yang terdiri dari beberapa sub atribut yang memiliki arti tertentu. Contohnya, nama lengkap yang dipecah menjadi nama depan, tengah, dan belakang.

Dan atribut deviratif, yang dihasilkan dari atribut atau relasi lain. Jenis atribut ini tidak wajib ditulis dalam diagram ER atau pun disimpan dalam database. Sebagai contoh deviratif attribute adalah usia, kelas, selisih harga, dan lain-lain.

  1. Relasi (relation)

Pengertian ERD Adalah: Contoh, Simbol, dan Penjelasan

Selanjutnya ada relasi, hubungan antar entitas untuk menunjukkan adanya koneksi di antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas berbeda. Misalnya, dalam hubungan entitas sistem akademik antara mahasiswa dan mata kuliah adalah “mengambil”.  Mahasiswa mengambil mata kuliah.

Dalam ERD terdapat kardinalitas relasi untuk memetakan bagaimana data berhubungan satu sama lain yang terbagi menjadi empat, yaitu:

Relasi Pertama, One to One (1:1). Apa maksud dari satu ke satu ini? Misalnya terdapat entitas A dan B. Setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B, begitu pun sebaliknya. Jadi, setiap anggota entitas A hanya boleh berhubungan dengan satu anggota entitas B saja. Contohnya, satu siswa (1) memiliki satu nomor siswa (1), dan sebaliknya.

Relasi Kedua, One to many (1:M). Satu ke Banyak ini maksudnya adalah setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B. Dengan kata lain, setiap anggota entitas A dapat berhubungan dengan lebih dari satu anggota entitas B. Akan tetapi, tidak sebaliknya. Contoh dari relasi One to Many ini adalah satu kelas (1) berisi banyak siswa (M), atau siswa mengikuti banyak ekstrakurikuler.

Relasi Ketiga, Many to One (M:1). Relasi ini merupakan kebalikan dari relasi sebelumnya. Untuk contohnya, yaitu banyak pegawai (M) bekerja dalam satu departemen (1).

Relasi Keempat, Many to Many (M:N). Setiap entity pada kumpulan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada kumpulan data entitas B. Misalnya, banyak siswa (M) mempelajari banyak pelajaran (N). 

  1. Garis

Fungsi dari garis ini tidak hanya sebatas penghubung antar himpunan relasi dengan himpunan entitas, serta himpunan entitas dengan atributnya. Garis dapat mempermudah pengguna untuk melihat dan mengetahui alur sebuah ERD sehingga nampak jelas awal dan akhirnya.


Simbol Notasi dalam ERD


    Entitas digambarkan dengan persegi panjang. Attribut diwakili dengan elips atau oval. Untuk jenis atribut lainnya seperti key attribute ditandai dengan garis di dalamnya.

Beda halnya dengan composite attribute yang digambarkan dengan lingkaran ditambah lingkaran lainnya yang dihubungkan dengan garis. Hal tersebut menandakan bahwa jenis entitas ini terdiri dari beberapa atribut kecil. Dan jenis derivative disimbolkan dengan lingkaran bergaris putus-putus.

Untuk menggambarkan relasi, biasanya simbol yang digunakan berbentuk diamond atau belah ketupat.


Info : 

Web UBP 

Web Pak Adi

Apa Itu Denormalisasi?

  Pembentukan struktur   database   merupakan hal yang penting dilakukan dalam pengembangan sistem informasi suatu sistem, Sebagai seorang p...